Prabowo Berambisi Bawa Pertumbuhan Ekonomi RI 8 Persen, Ekonom Bilang Sulit, Harus Ambil Langkah Ini

Ambisi calon Presiden terpilih Prabowo Subianto mengejar targetnya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen dalam waktu 3 tahun ke depan, harus dilakukan ekstra keras. Sebab, sebagian ekonom menilai target tersebut sulit dicapai. Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah mengatakan, pertumbuhan ekonomi dua sampai tiga tahun ke depan tidak ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi tahun lalu dan tahun ini.

Menurutnya, kebijakan pemerintah tahun ini dan tahun depan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi 2 hingga 3 tahun kedepan. Ia menyebut, tingkat konsumsi, ekspor dan impor serta investasi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Tetapi yang tidak kalah penting adalah tingkat efisiensi dari sistem ekonomi.

Founder Konsisten Gelar IdeaCloud : Terbukti Mampu Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Surya.co.id Kunci Jawaban PAI Kelas 12 Halaman 31 37 Kurikulum Merdeka, Penilaian Pengetahuan Bab 1 Halaman 4 Penyebab Digi Sport Mendadak Kuasai 40 Persen Saham Sriwijaya FC, SFC Terlilit Utang Rp 8 Miliar Sripoku.com

"Jadi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen, selain harus mendorong pertumbuhan konsumsi dan investasi di atas 8 persen, yang juga harus dilakukan adalah menurunkan angka ICOR (Incremental Capital Output Ratio) dari sekitar 6 saat ini menjadi lebih kecil daripada 4," paparnya. "Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di atas 8 persen, Prabowo harus menurunkan ICOR, menjaga daya beli masyarakat agar konsumsi tumbuh, memperbaiki iklim investasi, membangun industri," sambung Piter. ICOR merupakan besaran yang menunjukkan besarnya tambahan kapital (investasi) baru yang dibutuhkan untuk menaikkan/menambah satu unit output. ICOR ini perlu dikendalikan untuk bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.

Ekonom Senior UOB Enrico Tanuwidjaya menilai target yang ditetapkan Prabowo sangat sulit dicapai, bahkan ia juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kesulitan menyentuh angka 6 persen. Enrico menerangkan dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi, Indonesia membutuhkan sektor hilirisasi industri hingga transformasi digital. Selain itu, diperlukan kebijakan fiskal yang lebih ekspansif, mulai dari produktivitas UMKM, konektivitas dan keberlanjutan.

"Tanpa kebijakan fiskal yang lebih ekspansif sangat sulit untuk mencapai pertumbuhan 6%," kata Enrico. Enrico mengungkapkan, saat ini infrastruktur Indonesia telah siap untuk melakukan hilirisasi dan digitalisasi. Kendati demikian, kemampuan sumber daya manusia (SDM) dinilai masih rendah. "Infrastruktur sudah siap, namun kemampuan SDM sangat rendah," ungkapnya.

Enrico masih optimistis pertumbuhan ekonomi pada akhir tahun mampu mencapai level 5,2%. Kendati begitu, ada sejumlah hadangan pertumbuhan ekonomi berupa kondisi fiskal yang lebih ketat karena efek dari Pandemi Covid 19 yang belum selesai. Sebelumnya, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencapai 5,2% pada tahun 2024.

"Kita mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kita yakin bahwa potensi ekonomi Indonesia itu di 5,2% tahun ini. Dan ini lagi kita lihat dengan kemarin 5,11% di kuartal I 2024, lalu kuartal II nanti kita lihat berapa," kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, beberapa waktu lalu. Suahasil menerangkan, Indonesia memiliki sejumlah tantangan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% sepanjang tahun ini. Menurutnya, Indonesia perlu mencari sumber sumber pertumbuhan ekonomi baru. "Tantangannya mencari sumber sumber pertumbuhan ekonomi baru, produk UMKM, hilirisasi jadi sumber pertumbuhan ekonomi kita dan kita harapkan terus ke depan kita lanjutkan. Digitalisasi juga sumber pertumbuhan ekonomi kita dan ekonomi hijau juga," ujarnya.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang disampikan Presiden terpilih Prabowo Subianto cukup realistis. Menurut Airlangga, agar Indonesia bisa menjadi negara maju maka pertumbuhan ekonomi harus tumbuh di atas 6 persen. "2 3 tahun ke depan memang dalam RPJMN kita kalau kita mau jadi negara maju di 2045 kita tumbuh harus di atas 6 7 8 persen," kata Airlangga di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, (16/5/2024).

Menurut Airlangga dalam 2 sampai 3 tahun ke depan diharapkan kondisi global berubah sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi. Termasuk, geopolitik yang lebih stabil. "Kalau geopolitik aman kan, kita bisa memanfaaatkan bantalan fiskal yang selama ini dilakukan untuk subsidi," katanya. Indonesia sendiri kata Airlangga, akan terus menggenjot sejumlah sektor agar ekonomi terus tumbuh. Salah satunya sektor mineral yang menjadi kekuatan Indonesia. Sementara sektor lainnya terus didorong agar bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Diantaranya yakni sektor digital.

"Kan tadi kita bahas ke depannya sektor digital, sektor semikonduktor itu yang bisa membuat negara itu melonjak, leapfrog. Yang sekarang tentu yang Indonesia kuat itu di kritikal mineral, nah kritikal mineral terus dorong juga," pungkasnya. Prabowo Subianto optimis ekonomi Indonesia mampu mencapai pertumbuhan hingga 8 persen dalam kurun waktu dua sampai tiga tahun ke depan. Hal itu disampaikan Prabowo saat menghadiri Qatar Economic Forum di Doha, Rabu, (15/4/2024). Dalam acara itu, Prabowo didampingi oleh wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka.

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo ditanya soal proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mampu dicapai dalam 5 tahun kepemimpinannya nanti. "Saya sangat yakin, saya sudah berbicara dengan para pakar dan mempelajari angkanya. Saya yakin kita dapat dengan mudah mencapai 8%. Saya bertekad melampauinya," kata Prabowo. “Ya mungkin (harapannya) bisa (terwujud) dalam dua tiga tahun ke depan," lanjutnya.

Kemudian, Prabowo juga mengatakan kebijakan hilirisasi akan menjadi kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi ke depan. Prabowo mengatakan hilirisasi masih akan membutuhkan waktu beberapa tahun. Ia pun menyorot salah satu aspek yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di tahun pertama pemerintahannya ialah dengan pertanian dan pangan (produksi dan distribusi) serta energi. "Kita ingin go green dengan cara yang sangat cepat. Kita ingin memproduksi diesel dari minyak kelapa sawit dan ini akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang sangat kuat," ungkap Prabowo.

"Selama ini kita mengimpor 20 miliar dolar AS setiap tahun untuk diesel. Jadi, dapat dibayangkan penghematan yang akan kita dapat jika kita beralih ke biofuel," sambungnya. Prabowo menekankan, kebijakan hilirisasi untuk mengecilkan impor pun bukan berarti menjadikan Indonesia sebagai negara yang menganut konsep ekonomi proteksionis. Ia ingin Indonesia menjadi negara industri yang maju dan tidak melulu menjadi sekadar eksportir bahan mentah.

Menurutnya, setiap negara akan memperjuangkan kepentingan nasional, terlebih untuk melindungi rakyatnya. "Saya pikir ini salah presepsi. Kami tidak proteksionis. Apa yang kami lakukan sangat logis, setiap negara di dunia akan memperjuangkan atau melindungi kepentingan inti nasional, rakyatnya," "Kita ingin melakukan industrialisasi dan itu adalah sumber daya alam kita yang harus dilindungi demi kepentingan rakyat. Kita harus mendapatkan nilai penuh untuk itu. Kita tidak bisa terus mengimpor barang barang industri sepanjang waktu. Itu tidak adil bagi rakyat kita," tegas Prabowo.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *