Anggur Shine Muscat yang diimpor dari China ramai jadi perbincangan hangat di media sosialkarena Thailand menemukan residu kimia melebihi batas aman yang ditetapkan. Temuan ini merupakan hasil pengujian Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai PAN) bersama Dewan Konsumen Thailand (TCC) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand (FDA). Lantas bagaimana pandangan pembeli dan penyuka anggur terkait pemberitaan ini?
Rosita, seorang ibu rumah tangga di Tangerang Selatan terkejut saat munculnya pemberitaan terkait ditemukan residu pestisida di dalam anggur Shine Muscat ini. Apa lagi Rosita bersama keluarga merupakan penyuka anggur jenis Shine Muscat. Dia juga sempat heran karena belakangan supermarket tempat dia biasa berbelanja mendiskon harga anggur Shine Muscat ini.
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 72 73 Kurikulum Merdeka, Kegiatan 3: Unsur Cerpen Halaman 4 Cek Update Harga Emas Antam Hari Ini: Stabil Tanpa Perubahan Serambinews.com Kunci Jawaban PAI Kelas 12 Halaman 31 37 Kurikulum Merdeka, Penilaian Pengetahuan Bab 1 Halaman all
Kunci Jawaban PAI Kelas 10 Halaman 117 119 Kurikulum Merdeka: Penilaian Pengetahuan Bab 4 Halaman all Kunci Jawaban PAI Kelas 11 Halaman 132 133 134 Kurikulum Merdeka: Penilaian Pengetahuan Bab 4 Halaman all Bahkan tidak lama sebelum pemberitaan ramai, dirinya masih mencicipi buah anggur tersebut.
Rosita mengaku memang ada rasa khawatir dari pemberitaan tersebut. Di sisi lain, ia merasa kesulitan karena anak dan suami lebih menggemari anggur jenis Shine Muscat ini. Di sisi lain, ia juga belum mendapatkan informasi pasti terkait apakah residu kimia ini juga ditemukan pada anggur Shine Muscat yang ada di Indonesia. "Selain itu belum ada informasi di Indonesia apakah masih dalam batas wajar. Secara standar kita sama Malaysia kan (mungkin) lain ya,"lanjutnya.
Rosita juga merasa informasi terkait anggur Shine Muscat ini juga masih simpang siur. Apa lagi di pasaran, menurutnya ada juga anggur Shine Muscat yang berasal dari industri rumahan. "Berharap banget ini berita spesifik terkait bahaya dan mengandung residu bahan kimia di atas batas wajar itu merek apa, terus yang ukuran apa dan dari mana," harap Rosita.
Kekhawatiran yang sama pun turut dirasakan oleh Caca, salah seorang karyawan swasta di Jakarta Selatan. Caca berharap pemerintah melakukan tindakan terkait hal ini. "Khawatir tentu ada ya. Tapi lebih khawatir lagi kalo tidak ada tindakan apa pun dari pemerintah atau pihak berwenang," kata Caca. Menurutnya, minimal pemerintah melakukan pemeriksaan atau pemantauan secara ketat terkait masuknya anggur Shine Muscat ini.
"Kalaupun nanti anggurnya engga ada residu yang bahaya, kan kita jadi lebih aman dan nyaman. Apa lagi sekarang lagi musim banget ya, di Indonesia juga melimpah. Beberapa hari ini harga anggur juga jadi lebih murah," kata Caca lagi. Selain itu, kalau pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan yang tegas, Caca juga mengkhawatirkan kerugian dari pedagang yang sudah membeli stok banyak. "Orang pada enggak beli, terus karena stok yang melimpah tadi, anggurnya pada busuk. Kan rugi pedagangnya. Ekonomi lagi sulit," lanjutnya.
Dia juga berharap anggur Shine Muscat yang ada di Indonesia tidak mengandung residu berbahaya. Selain itu ia menyarankan pemerintah juga mengeluarkan kebijakan untuk menguji keamanan dari anggur Shine Muscat yang ada di Indonesia. "Cepet cepet deh diuji dan diumumin hasilnya. Serem banget kalo beneran ada residu bahaya, terus terlanjur dikonsumsi secara meluas bisa memicu penyakit hati dan kanker," tutupnya.